Loading

Selasa, 28 Januari 2014

PHBS (PRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)

Dasar Pemikiran
Dasar Pemikiran dilakukan penyuluhan tentang PHBS adalah karena faktor perilaku secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Indikator PHBS

Indikator nasional PHBS ada 10, yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Keterangan INDIKATOR PHBS:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan)
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
Bayi termuda umur 0 – 6 bulan diberi ASI saja sejak lahir sampai dengan 24 jam terakhir.
3. Menimbang balita setiap bulan
Balita (0 – 59 bl) ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan dan dicatat dalam KMS. Penimbangan ke posyandu, puskesmas, pustu, RS, bidan dan sarana kesehatan lainnya minimal 8 kali setahun
4. Menggunakan Air Bersih
Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Syarat fisik air bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Jarak sumber air bersih dengan tempat penampungan limbah minimal 10 m.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kebiasaan anggota rumah tangga umur ≥ 5 th untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar (BAB) dalam 1 minggu terakhir.
6. Menggunakan jamban sehat
Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan septik tank/lubang penampung kotoran sebagai tempat pembuangan akhir.
Jamban/kakus adalah bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia.tinja bagi keluarga. Manfaat jamban adalah untuk mencegah penularan penyakit dan pencemaran dari kotoran manusia.
Syarat jamban sehat adalah :                                                                                                                    a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan lubang penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu konstruksi kedap air).
b. Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus
c. Tidak mencemari tanah di sekitarnya
d. Mudah dibersihkan
e. Aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Cukup penerangan
h. Lantai kedap air
i.  Luas ruangan cukup
j. Ventilasi cukup baik
k. Tersedia air dan alat pembersih
7. Memberantas jentik di rumah
Tidak ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik di dalam atau di lingkungan rumah.
8. Makan sayur dan buah setiap hari
Anggota rumah tangga umur > 10 th mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran setiap hari dalam 1 minggu terakhir
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Anggota keluarga umur > 10 th melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal 30 menit dalam 1 minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud adalah kegiatan olah tubuh yang membuat tubuh menjadi lebih sehat : lari, jalan, bersepeda kayuh, menimba air, dls.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Anggota keluarga umur > 10 th tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga lainnya selama 1 bulan terakhir.                                                                        
11. Gizi Seimbang
Anggota RT setiap hari :
Mengkonsumsi garam beryodium
Mengkonsumsi aneka ragam makanan
12. Memeriksakan kehamilan sesuai standar
Ibu hamil terakhir yang memeriksakan kehamilannya (K4) secara rutin di tenaga kesehatan dengan rincian :                                                                                                                                                      - Trimester I min. 1x
- Trimester II min. 2x
- Trimester III  min. 2x
13. Memiliki jaminan kesehatan
Anggota RT mempunyai pembiayaan pra upaya kesehatan seperti Askes, Askeskin, Dana sehat, jamsostek, Asuransi Perusahaan, atau bentuk jaminan kesehatan lainnya.
14. Imunisasi lengkap pada bayi
Bayi (0-11 bulan) yang mendapat imunisasi sesuai program
0 – 7 hari : Hb Uniject
0 -1 bulan : BCG
2 bln : DPT-HB Combo I, Polio I
3 bln : DPT-HB Combo II, Polio II
4 bln : DPT-HB Combo III, Polio III
9 bln : Campak, Polio IV
15. PUS sebagai peserta KB
Suami/Isteri sebagai akseptor KB, kecuali pada PUS yang ingin anak tetapi tidak mempunyai faktor resiko
16. Lantai rumah bukan dari tanah
RT yang mempunyai rumah dengan bagian bawah/dasar/alas terbuat dari semen, ubin, keramik/ atau sejenis yang kedap air.
17. Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan
RT yang memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta
18. Pengelolaan sampah
Keluarga melakukan pengelolaan sampah sehingga tidak terdapat sampah berserakan atau tidak dikelola dengan baik, baik di dalam rumah ataupun di luar rumah
19. Memiliki TOGA
Anggota keluarga yang menanam/memiliki TOGA di pekarangan rumahnya dan tahu pemanfaatannya
20. Kebiasaan gosok gigi
Anggota keluarga umur ≥ 5 tahun yang gosok gigi setelah makan dan mau tidur dalam 1

Kenali 9 tanda kehamilan sehat!

Kesehatan ibu dan janin dalam kandungan memang harus selalu dijaga. Namun apakah Anda mampu mengenali tanda kehamilan yang sehat? Coba simak daftarnya seperti yang dilansir dari Mag for Women berikut ini.

Mual dan muntahJangan khawatir jika ibu hamil mengalami mual dan muntah pada trimester pertama. Menurut dokter, hormon adalah penyebab kondisi ini dan mual termasuk fenomena yang normal terjadi.

Payudara mengencangHampir 90 persen wanita mengalami kondisi payudara yang semakin kencang dan padat selama hamil. Ini adalah tanda bahwa produksi ASI sudah dimulai dan kehamilan berjalan lancar.

Tekanan darah normalBagaimana dengan tekanan darah? Sebaiknya tekanan darah pada trimester pertama dijaga agar tetap normal sebagai salah satu syarat untuk menjalani kehamilan yang sehat.

Perubahan perutPerut yang kian membesar juga termasuk salah satu tanda kehamilan sehat. Dokter pun biasanya memeriksa perubahan perut yang terjadi untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.

Pertumbuhan janinWajar jika ibu hamil mengalami gerakan di dalam rahim pada minggu ke-15 kehamilan. Ini adalah tanda bahwa kehamilan berjalan lancar dan sehat.

Kadar hormonKadar hormon estrogen dan progesteron yang stabil adalah indikasi lain dari kehamilan sehat. Jika kadar keduanya sama-sama rendah, ibu hamil rentan mengalami keguguran.

Berat badan bertambahBerat badan berperan penting dalam proses kehamilan sehat. Setidaknya ibu hamil akan mengalami peningkatan berat badan sebanyak 10-20 kg selama hamil.

Minum air cukupPastikan kebutuhan cairan dalam tubuh terpenuhi demi menjaga kehamilan sehat. Sebab minum air cukup mampu mencegah kaki kram dan penggumpalan darah.

Makan sehatBeberapa ibu hamil mungkin akan kehilangan nafsu makan ketika memasuki trimester pertama. Namun sebaiknya konsumsi makan sehat tetap dijaga demi menjaga kesehatan ibu dan janin.
Itulah berbagai tanda kehamilan yang sehat. Jika ada yang tidak beres pada tubuh, sebaiknya segera hubungi dokter.

Effect of Avitaminosis E on the Incorporation of 35S-sulfate by Rat Tissue Components (SARA F. FULTON ANDJOHN T. SMITH)

Sebuah hubungan timbal balik antara meta Kegiatan bolic dari tokoferol danasam amino yang mengandung sulfur telah disarankan oleh aksi pelindung merekamengerahkan sendiri-sendiri atau dalam kombinasi terhadap nekrosis diet hati ( 1-5 ) dan muskuloskeletallar degenerasi ( 6-9 ) . Sebelumnya bekerja dari laboratorium ini telah menunjukkan penurunan dalam penggabungan dosis uji 35SO4 menjadi lipoprotein sel hati , dan ke mucopolysaccharides diisolasi dari Carti rib lage dan paru-paru dari tikus yang diberi vitamin Edeficient diets.4 Ketika diet ini rendah sulfur anorganik , serta vitamin E kekurangan , terjadi peningkatan dalam tingkat sulfhidril darah . hati Denucleated homogenat dari tikus yang diberi vitamin Edeficient diet dikonversi kurang dari sulfur sistein - 35S ke 35SO4than melakukan yang berasal dari tikus yang diberi vitamin E - cukup diet . " ini pengamatan ditafsirkan sebagai indikation yang avitaminosis E mengganggu kedua dengan pemanfaatan sulfat dan pembentukan .Penyelidikan dilaporkan dalam makalah ini dilakukan untuk menentukan apakah ob tersebutpenurunan disajikan dalam pemanfaatan sulfat adalah fenomena umum yang terkait denganavitaminosis E.

PROSEDUR EKSPERIMEN

Tikus albino jantan weanling dari Wistar regangan makan diet rendah anorganik sulfat( 0,0002 % ) digunakan sebagai donor jaringan kecuali dinyatakan lain . komposisidari diet basal ( 10 ) dan sulfat rendah modifikasi dari campuran garam Hubbellet al . ( 11 ) telah dijelaskan sebelumnya .  Vitamin E - kekurangan diet tidak mengandungditambahkan tokoferol tetapi vitamin E - suffisien diet mengandung 28 mg dZ - a- tokoferilasetat per 100 g diet . Tikus-tikus yang bertempat di kelompok enam di kandang kawat meshdan diberikan diet dan suling Libi ad air tum . Ketika tikus ditimbang 250 g atau lebihDiterima untuk publikasi 28 Agustus 1969 .1 Diterbitkan oleh izin dari Direktur , Ten Stasiun Percobaan nessee Pertanian .2 Disajikan dalam bagian pada Pertemuan Regional 1966 dari American Chemical Society , Louisville , Kentucky . 3 Didukung Dalam sebagian oleh Dinas Kesehatan Remencari Grant No AM - 07800-03 dari In Nasional Institute of Arthritis dan Penyakit Metabolik .4 Smith , J. T. , dan B. J. Pendergrass 1962 A rela sejati antara vitamin E dan sulfation dari mucopolysaccharides dan lipoprotein seluler . federasi Proc . 21 : 170 ( abstrak ) . » Rutledge , Helen R. 1966 Penghambatan sistein oksidasi defisiensi vitamin E . Ph.D. tidak dipublikasikanTesis , University of Tennessee . « Thediet adalah diet kasein 15 % ditambah dengan 0,34 g DL - metionin per 100 g diet dan mengandung ing 6 % dilucuti lemak babi dan 2 % minyak ikan . garam Campuran dimodifikasi dengan mengganti garam sulfatdengan klorida dan asetat baca selengkapnya (Widya Rahmadani)

Health Claims on Foods in Canada (Mary R. L'Abbé, Lydia Dumais, Eunice Chao, and Beth Junkins)

Bunga dalam efek kesehatan dari makanan oleh kedua industri dan konsumen telah menempatkan sorotan pada peran klaim kesehatan pada makanan di Kanada . Kerangka peraturan saat ini yang mengatur penggunaan klaim kesehatan yang berbeda pada makanan di Kanada dijelaskan dan dibandingkan dengan pendekatan internasional . Kemiripan diamati pada bagaimana klaim pengurangan risiko untuk penyakit serius dikelola di Amerika Serikat , Uni Eropa dan diusulkan oleh Standar Makanan Australia Selandia Baru , termasuk kebutuhan untuk otorisasi premarket dan persyaratan untuk tingkat kepastian yang tinggi berdasarkan totalitas bukti dalam substantiating jenis klaim . Namun, pendekatan untuk memungkinkan fungsi klaim selain yang untuk fungsi mapan nutrisi yang dikenal adalah berbeda antara yurisdiksi dibandingkan . Kanada juga berbeda dari yurisdiksi lain tidak menetapkan kriteria inti gizi untuk makanan membawa klaim pengurangan risiko penyakit . Sebuah gambaran singkat dari status di Kanada dari sejumlah klaim pengurangan risiko penyakit yang telah disetujui di Amerika Serikat , berdasarkan kesepakatan ilmiah yang signifikan di bawah Nutrisi Labeling dan Pendidikan UU atau melalui pernyataan otoritatif di bawah Modernisasi Act Food and Drug Administration , juga disediakan . baca selengkapnya(Widya Rahmadani)

Diet, Nutrition, and Bone Health (Michael F. Holick)

Osteoporosis adalah penyakit yang melemahkan yang mempengaruhi banyak orang tua . Patah tulang merupakan ciri khas dari osteoporosis . Meskipun nutrisi hanya 1 dari banyak faktor yang mempengaruhi fraktur massa tulang dan kerapuhan , ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan dan menerapkan pendekatan gizi dan kebijakan untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis yang bisa , dengan waktu , menawarkan dasar untuk berbasis populasi pencegahan strategi . Namun, untuk mengembangkan strategi yang efisien dan dewasa sebelum waktunya dalam pencegahan osteoporosis , penting untuk menentukan faktor-faktor yang dapat dimodifikasi , terutama faktor gizi , dapat meningkatkan kesehatan tulang sepanjang hidup . Ada berpotensi banyak nutrisi dan komponen makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan tulang , dan ini berkisar dari macronutrients ke mikronutrien serta bioaktif bahan makanan . Bukti - dasar untuk mendukung peran nutrisi dan komponen makanan dalam kesehatan tulang berkisar dari sangat kuat untuk sedikit , tergantung pada nutrisi / komponen . Artikel ini awalnya ikhtisar osteoporosis , termasuk definisi , etiologi , dan kejadian , dan kemudian memberikan beberapa informasi tentang strategi diet mungkin untuk mengoptimalkan kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis . Potensi manfaat kalsium , vitamin D , vitamin K1 , phytoestrogen , dan oligosakarida dicerna dibahas secara singkat , dengan penekanan khusus pada dasar bukti untuk keuntungan mereka ke tulang . Hal ini juga sempat mempertimbangkan beberapa temuan terbaru yang menyoroti pentingnya beberapa faktor makanan bagi kesehatan tulang pada masa kanak-kanak dan remaja . baca selengkapnya (Widya Rahmadani)

The Vitamin D Epidemic and its Health Consequences (Michael F. Holick)

Kekurangan vitamin D sekarang diakui sebagai epidemi di Amerika Serikat . Sumber utama vitamin D untuk anak-anak dan orang dewasa adalah dari paparan sinar matahari yang masuk akal . Dengan tidak adanya paparan sinar matahari 1.000 IU cholecalciferol diperlukan setiap hari untuk anak-anak dan orang dewasa . Kekurangan vitamin D menyebabkan mineralisasi miskin dari matriks kolagen pada tulang anak muda yang mengarah ke retardasi pertumbuhan dan kelainan bentuk tulang yang dikenal sebagai rakhitis . Pada orang dewasa , kekurangan vitamin D menyebabkan hiperparatiroidisme sekunder , yang menyebabkan hilangnya matriks dan mineral , sehingga meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang . Selain itu, mineralisasi miskin baru ditetapkan matriks tulang dalam hasil tulang dewasa dalam penyakit tulang menyakitkan osteomalacia . Kekurangan vitamin D menyebabkan kelemahan otot , meningkatkan risiko jatuh dan patah tulang . Kekurangan vitamin D juga memiliki konsekuensi serius lainnya pada kesehatan secara keseluruhan dan kesejahteraan . Ada banyak bukti ilmiah yang berimplikasi defisiensi vitamin D dengan peningkatan risiko diabetes tipe I , multiple sclerosis , rheumatoid arthritis , hipertensi, penyakit jantung kardiovaskuler , dan kanker mematikan yang umum . Kewaspadaan status seseorang vitamin D oleh pengukuran tahunan 25 - hydroxyvitamin D harus menjadi bagian dari pemeriksaan fisik tahunan .baca selengkapnya (Widya Rahmadani)

Nutrient Involvement in Preeclampsia ( James M. Roberts, Judith L. Balk, Lisa M. Bodnar, José M. Belizán,Eduardo Bergel, and Anibal Martinez)

Preeklamsia adalah suatu kondisi spesifik pada kehamilan yang meningkatkan ibu dan kematian bayi dan morbiditas . Hal ini didiagnosis dengan onset baru peningkatan tekanan darah dan proteinuria selama kehamilan , selama bertahun-tahun tanda tersebut adalah satu-satunya target untuk studi . Baru-baru ini , peningkatan perhatian pada sifat multisystemic dari sindrom dengan keterlibatan hampir semua organ , aktivasi koagulasi dan meningkatkan kepekaan terhadap agen pressor telah memperluas pemahaman tentang gangguan tersebut . Epidemiologi preeklamsia , yang lebih sering terjadi pada perempuan miskin , lama menyarankan bahwa nutrisi mungkin terlibat dalam gangguan tersebut . Banyak hipotesis yang saling bertentangan yang canggih namun pengujian hipotesis ini telah baik telah dilakukan buruk atau tidak sama sekali . Review dari data yang tersedia menunjukkan sangat sedikit studi yang memberikan wawasan yang berguna . Dalam banyak penelitian sindrom buruk didefinisikan dan dalam kebanyakan studi data nutrisi ( kuesioner atau biomarker ) yang diperoleh pada wanita dengan sindrom klinis . Pada wanita terang-terangan preeklampsia adalah mustahil untuk menguraikan penyebab dari efek . Meskipun demikian , konsep saat ini genesis preeklampsia yang mencakup disfungsi endotel , aktivasi inflamasi , stres oksidatif dan faktor predisposisi ibu memberikan target untuk penyelidikan gizi yang dirancang dengan baik . Dalam ulasan ini konsep saat ini patogenesis preeklampsia ditinjau dan data yang tersedia dinilai dalam terang konsep-konsep ini . Target untuk penyelidikan gizi berdasarkan pengetahuan saat ini patofisiologi disarankan baca selengkapnya (Widya Rahmadani)